Buscar

Páginas

PENGALAMAN BURUK YANG TAK TERLUPAKAN



            Nur Kiara Setyawidianingsih adalah nama lengkapku. Sejak kecil aku biasa dipanggil dengan nama ‘Rara’ oleh keluarga juga teman-teman TK dan SD. Kini aku telah lulus dari SDN SILIWANGI 03 yang sekarang aku telah mempunyai tiga orang adik. Adik pertamaku bernama Nur Clevelin Desriwati, dia berusia satu tahun dibawahku. Banyak orang yang bilang kalau aku mirip dengan adikku yang satu ini. Adikku yang kedua bernama Nur Aurelia Ermityashapsari, dia berusia dua tahun dibawah adikku yang kedua. Adikku yang satu ini memiliki rambut keriting yang juga mirip dengan eyang putriku. Adik ketigaku bernama Nur Xavira Citra Harum, dia berumur tiga tahun dibawah adik ke keduaku. Adik terakhirku ini sangatlah lucu, menggemaskan, dan gendut.
Papaku yang sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta meubel yang berkantor di Mijen yang disibukkan dengan berbagai pesanan meubel seperti meja, kursi, almari, dan lain sebagainya. Selanjutnya mamaku yang bekerja di kantor PDAM SEMARANG cabang tengah atau pusat yang sehari-harinya mengatasi permasalahan pelanggan yang membandel dalam membayar tagihan bulanan air dan berbagai pengaduan pelanggan terhadap pelayanan PDAM kepada masyarakat.
            Setelah lulus dari SD saya melanjutkan pendidikan ke SMPN 30 SEMARANG. Di SMP aku biasa dipanggil dengan nama ‘Kiara’ oleh teman temanku. Aku sangat merasa nyaman dengan teman-teman baruku di SMP ini, mereka sangatlah ramah dan baik hati. Pada waktu kelas delapan tiba-tiba eyang putriku memberi uang kepada aku dan adik-adik untuk membeli handphone baru, dengan rasa senang aku dan adik-adik menerima uang pemberian eyang. Pada pertengahan tahun kelas delapan, aku dan keluarga mempersiapkan diri untuk pindah rumah ke rumah baru dikarenakan rumah lamaku sudah semakin kecil untuk ditempati oleh enam orang dan satu pembantu. Selama seminggu aku dan keluarga memindah-mindahkan barang dari rumah lama ke rumah yang baru. Untung saja rumah yang baru tidak begitu jauh dari rumah lama, yang sekarang ini rumah lamaku dikontrakkan agar rumah itu terawat dan tidak kosong.
Hari-hari aku lewati bersama teman-teman SMPku. Sampai saatnya untuk lulus dari SMP dan harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA. Orangtuaku selalu mendukung apa yang terbaik untuk aku dan adik-adikku, pada saat itu aku ingin masuk ke SMAN 1 SEMARANG tapi aku sempat putus asa karena pesaing yang begitu banyaknya karena mereka semua itu sangat merasa bangga apabila sekolah di sekolahan yang banyak meluluskan siswa yang esok harinya akan menjadi orang yang sukses. Pada saat pendaftaran, aku dengan satu teman SMPku bersama-sama mendaftar untuk bisa bersekolah disini. Tapi sayangnya satu temanku itu tidak lolos tahap pertama, di sini aku merasa sedih karena hanya aku sendiri yang lolos dan tidak bersama dengan temanku itu.
            Tahap pertama dan kedua sudah aku lewati dan akhirnya aku  bisa keterima di SMAN 1 SEMARANG. Saat kelas sepuluh, aku masuk ke kelas sepuluh satu. Di sana aku mendapat sahabat yang baik pula seperti sahabat-sahabat SMPku. Selain dekat dengan teman sekelas aku juga dekat dengan teman kelas sebelah yaitu kelas sepuluh dua. Aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman kelas sebelah. Setelah beberapa bulan di sekolah baru, aku mengajak sahabat-sahabat SMPku untuk kumpul bersama untuk bercerita pengalaman selama berada di sekolah baru. Sekitar dua bulan sekali ataupun ada waktu kosong aku dan teman-teman selalu meluangkan waktu untuk bermain bersama.
Di SMAN 1 ini aku mengikuti ekstra pramuka yang diadakan setiap hari Rabu, Jum’at dan Sabtu yang setiap Sabtunya diadakan kegitan pramuka untuk siswa kelas sepuluh. Setelah masuk ke ekstra pramuka, aku merasakan bagaimana asyiknya berorganisasi dan mendapat banyak pengalaman. Apalagi banyak mendapat masukan dari kakak kelas yang banyak memberi nasehat-nasehat untuk berorganisasi yang baik dan banyak bercerita tentang masa-masa kelas sebelas yang sangat menyenangkan dan bercerita tentang smansa itu seperti apa. Dikarenakan waktu SMP aku tidak mengikuti ekstra Dewan Galang maka dari itu aku ingin mendalami pramuka itu seperti apa.
Banyak kegiatan pramuka yang dilakukan dan banyak juga program kerja yang dilaksanakan oleh ambalan pramuka di smansa ini mulai dari acara lomba yang mengundang pangkalan sekolah lain ataupun kita mengikuti lomba-lomba yang diadakan pangkalan lain dan juga acara-acara seminar yang lebih mengenalkan pramuka di setiap pangkalan itu seperti apa. Sekarang saatnya naik kelas ke kelas sebelas, di sini aku mendapatkan kelas sebelas ipa lima. Aku merasa lega karena di kelas baruku ini banyak teman yang sudah aku kenal dibandingkan waktu masuk ke kelas sepuluh dulu jadi aku lebih merasa nyaman dengan teman kelas sebelas dari pada kelas sepuluh.
Pada bulan Oktober, ada salah satu teman SMPku yang berulang tahun. Di hari itu juga aku dan teman-temanku lainnya merencanakan untuk datang kerumah teman temanku yang berulang tahun tesebut. Pukul 15.00 teman-teman sudah berkumpul di rumahku untuk berangkat ke rumah temanku itu, ditengah perjalanan lalu kami mampir untuk membeli roti ulangtahun terlebih dahulu. Selain membawa roti kami juga tak lupa untuk membawakan hadiah untuknya. Setelah sampai di toko roti hanya aku dan salah satu temanku saja yang turun untuk membeli roti. Sesampainya dirumahnya ternyata dia belum pulang sekolah karena ada tugas kelompok, sambil menunggu kedatangannya aku dan teman-teman mempersiapkan kejutan untuknya.
Sesampainya dia dirumah, dia terkejut dengan kehadiran sahabat-sahabat yang datang. Setelah tiup lilin dan bersendau gurau, tiba-tiba aku teringat kalau handphoneku tidak ada di celana jeansku ataupun jaketku memang saat itu aku tidak membawa tas karena hanya membawa uang secukupnya dan handphone. Lalu suasana di rumah temanku itu tiba-tiba pecah menjadi kacau dan saling membantu aku untuk mencari handphoneku yang hilang tak tahu dimana berada. Disamping itu aku memikirkan terakhir aku masukkan handphone ke jaket atau celana jeans, tiba- tiba aku teringat kalau ternyata handphoneku aku masukkan ke kantong jaket dan di jaketku itu lupa aku kancingkan karena asyiknya bercerita di perjalanan. Saat itu juga angin sangatlah kencang, maka dari itu muncul pikiran kalau handphoneku jatuh di perjalanan saat setelah membeli roti ulangtahun tadi. Dengan bergegas aku meminta temanku menemani untuk menelusuri di sepanjang jalan apakah handphoneku benar-benar jatuh, selama diperjalanan aku tidak melihat tanda-tanda ada handphoneku. Sampai-sampai aku masuk kembali ke toko roti itu untuk mengecheck handphoneku tetapi pegawai di toko roti itu mengatakan tidak melihat handphone yang tertinggal di sini.
Aku sangatlah menyesal karena bisa menghilangkan handphone yang diberikan oleh eyang putriku itu dan banyak memori yang di handphone itu yang berisi foto-foto eyang putriku. Itu adalah pengalaman buruk pertamaku yang sangatlah sedih dan kesal dan tidak lupa untuk berharap itu merupakan yang terakhir kalinya. Setelah mencari-cari di jalan dan tidak membuahkan hasil lalu aku kembali ke rumah temanku yang tadi, dengan wajah yang sangat sedih dan suasana rumah yang tidak memungkinkan untuk bersendau gurau akhirnya kami memutuskan untuk pulang karena langit juga telah mulai gelap. Sesampainya dirumah, aku bingung untuk bicara bagaimana kepada orangtua dan eyang putriku.
Setelah melalui pembicaraan yang sangatlah panjang akhirnya orangtua juga merasa kesal tetapi orangtuaku hanya berpesan kalau memiliki sesuatu barang jagalah dengan baik, ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagiku untuk lebih menjaga barang-barang yang lainnya. Hari-hari aku lewati tanpa handphoneku yang hilang itu sangatlah sepi dan sedih yang selalu masih dibayang-banyangi oleh hilangnya handphoneku itu. Tetapi lama-kelamaan aku juga terbiasa dengan tidak membawa handphoneku yang hilang itu dan mulai terbiasa membawa handphone milik papa yang sudah tidak dipakai lagi. Setelah kejadian itu aku sangatlah berhati-hati untuk menjaga semua barang-barangku yang lain.
            Setiap hari sejak kelas sepuluh dahulu sampai sekarang apabila berangkat sekolah aku selalu mombonceng temanku kelas sebelah waktu kelas sepuluh karena rumah kita yang berdekatan. Banyak sekali kejadian yang kita lalui saat pulang ataupun pergi mulai dari melanggar rambu-rambu lalu lintas, selalu berangkat telat karena temanku yang selalu bangun kesiangan, kembali ke rumah lagi karena ada barang yang tertinggal ataupun seragam yang salah, dan banyak kejadian lainnya. Setelah beberapa bulan tidak bertemu dengan teman SMP akhirnya kita berkumpul kembali untuk saling bertukar cerita dan bersendau gurau satu dengan lainnya.
            Pada suatu pagi, saat akan dilaksanakan ujian kenaikan kelas. Aku dan temanku berangkat terlambat dan sangat terburu-buru karena jam pertama ujian di hari itu adalah matematika. Karena terlalu terburu-buru, aku turun dari motor lupa tidak melihat ada klanpot motor yang sangat dekat saat aku turun dari motor. Setelah menaruh helm di bagasi motor, kaki rasanya perih dan panas lalu kulit agak mengelupas dibagian yang terkena knalpot. Lalu aku dan temanku langsung ke kamar mandi untuk megusap luka dengan air agar menjadi dingin, tetapi rasa perih masih terasa. Setelah sampai di kelas, aku cerita kepada salah satu teman kelas, lalu dia mengantarkanku untuk mencari tanaman lidah buaya untuk diusapkan ke bagian luka agar dingin dan tidak membekas. Saat mengerjakan soal ujian sangatlah terasa perihnya lebih perih dari yang sebelumnya.
            Setelah ujian selesai, aku dan temanku langsung pulang untuk segera memberi saleb pada luka agar tidak membekas. Semakin lama luka semakin besar yang kata mama itu berisi air. Setelah beberapa hari, luka itu masih membekas dan kulitnya mulai mengelupas. Setiap hari selalu di saleb agar luka itu tidak membekas. Ini merupakan pengalaman buruk kedua yang tak pernah aku lupakan yang menjadikan aku lebih berhati-hati dalam naik ataupun membonceng motor. Mulai dari handphone yang hilang sampai kaki yang terkena knalpot motor itu merupakan pengalaman buruk yang tak akan aku lupakan dan berusaha untuk aku hindari ataupun lebih berhati-hati lagi.

0 komentar:

Posting Komentar