Setelah seminggu mengikuti ulangan kenaikan kelas atau yang
biasa disebut dengan istilah UKK, maka seminggu lagi adalah hari penerimaan
rapor kenaikan kelas. Selain khawatir dengan nilai-nilai rapor, Andi juga sedih
karena syarat pengambilan rapor adalah uang sekolah haruslah lunas terlebih
dahulu. Sedangkan Andi belum melunasi uang sekolah dua bulan kemarin,
dikarenakan pekerjaan ayah Andi adalah pekerja serabutan di desanya dan seorang
penggali lubang kubur. Apabila ayah Andi mempunyai uang itu saja tidak seberapa
dari hasil menggali lubang kubur apabila ada orang yang meninggal dan bekerja
serabutan apabila ada warga lain yang membutuhkan jasa ayah Andi. Karena ibu
Andi sudah meninggal sejak melahirkan adik ke-dua Andi maka yang menjadi tulang
punggung keluarga hanyalah ayahnya.
Semalaman Andi tidak dapat tidur karena memikirkan biaya
darimana agar bisa melunasi uang sekolahnya. Tiba-tiba ada tamu yang mengetuk
pintu rumah Andi. Lalu ayah Andi membukakan pintu itu, ternyata tamunya adalah
Pak Anang, ia adalah pedagang besar barang-barang antik. Karena tidak bisa
tidur, Andi mencoba untuk minum air putih yang ada di dapur rumahnya. Ketika
Andi hendak masuk ke kamarnya, Andi melihat ayahnya dan Pak Anang berbicara
sangat serius lalu Andi mengintip diam-diam sambil mendengarkan pembicaraan
ayahnya dengan Pak Andi. Setelah mengintip tiba-tiba Pak Anang menyerahkan satu
amplop cokelat yang tebal, lalu dibuka oleh ayah Andi dan ternyata isinya adalah
uang. Andi gembira dan merasa lega karena dia dapat melunasi uang sekolah tanpa
Andi memikirkan asal mula uang itu. Setelah tamu itu pulang, ayah Andi lalu
memanggil Andi untuk membantu menggali lubang kubur.
‘’Haa! Malam-malam begini menggali lubang kubur ? Siapa
yang meninggal, Yah ?‘’ tanya Andi.
‘’Jangan banyak tanya ! Ambil pacul, linggis dan peralatan
lainnya di samping kamar mandi !’’ perintah ayah Andi dengan tegas.
Saat serius menggali lubang kubur, tiba-tiba ‘’....Krosak !
Bum !’’ Andi terkejut dan gemetaran.
Menurut perasaan Andi, ada benda jatuh tidak jauh dari dia.
‘’Jangan takut, hanya kelapa jatuh.’’ Ayahnya menenangkan
Andi.
Tak lama kemudian, ada sorot lampu mobil yang sangat
terang. Enam orang keluar dari mobil itu.
Lalu ayah Andi datang menghampirinya. Mereka lalu mengusung
peti jenazahnya. Setelah menimbun peti jenazah itu lalu Andi dan ayahnya pulang
bersama-sama, di perjalanan Andi masih kebingungan dengan peti yang ditimbunnya
tadi.
Seminggu yang lalu telah terlewati, kini saatnya pembagian
rapor telah tiba. Ayah Andi telah mengambil rapornya dan ternyata nilai
rapornya memuaskan semua. Andi merasa senang karena ia bisa mengambil rapornya
tepat waktu dan nilainya bagus-bagus.
Ternyata keesokan harinya setelah membantu ayahnya menggali
lubang kubur, Andi langsung membayarkan
uang sekolah kepada wali kelasnya.
Guru Andi, Pak Anton meledek Andi, ‘’Tumben, An lunas tepat
waktu ?’’
‘’Alhamdulilah ayah saya mendapat rejeki besar, Pak !’’
‘’Rejeki besar apa, An ?’’ kata Pak Anton dengan heran.
Andi lalu menceritakan pengalamannya membantu ayahnya
kemarin. Pak Anton terkejut.
Kemudian Pak Anton meraih koran mencari berita yang sekilas
telah bacanya.
‘’An, nanti sore ke rumah Bapak, ya ! Ajak Doni dan Nova
juga !’’ kata Pak Anton.
Lalu di sore harinya Pak Anton bersama tiga muridnya
berdiskusi serius di rumah Pak Anton. Pak Anton menunjukkan judul berita di
koran yang tadi di baca sekilas pada waktu di sekolahan. ‘’Telah hilang batu
prasasti dan arca. Diduga telah diselundupkan ke luar negeri untuk dijual.’’
‘’Kemungkinan besar kuburan yang kemarin digali oleh Andi
dan ayahnya itu berisi benda sejarah yang hilang itu.’’ Jelas Pak Anton.
Pak Anton lalu mengajak ketiga muridnya tersebut membongkar
kuburan, tanpa sepengetahuan ayah Andi.
Malamnya mereka semua bertindak. Sampai di tempat kuburan
itu dengan di arahkan oleh Andi, mereka bekerja membongkar makam dengan
hati-hati agar tidak dicurigai oleh warga.
Peti pun telah tampak. Lalu Pak Anton membuka peti itu
dengan linggis. Ternyata isinya adalah batu hitam dan arca. Dengan cepat-cepat
Pak Anton lalu mengambil HP-nya untuk memberitahu kepada pihak kepolisian. Tak
lama kemudian muncul mobil patroli polisi dengan sirinenya maka semua warga
yang telah terlelap tidur itu pada bangun untuk melihat ada kejadian apa di
kuburan itu, lalu polisi-polisi itu menyelidiki apakah benar itu benda sejarah
dan arca yang hilang beberapa waktu kemarin. Ternyata benar yang hilang itu
benda sejarah dan arca. Maka tugas Pak Anton dan ketiga muridnya pun selesai
untuk membongkar kejahatan yang ada sekarang ini.
Hari pertama masuk sekolah setelah libur selama dua minggu
pun datang, di pagi harinya diadakan upacara bendera untuk sambutan dari kepala
sekolah atas liburan selama dua minggu itu. Anak-anak heran melihat kehadiran
seorang bapak berdasi dengan rapi yang berbaris di deretan guru-guru. Seusai
upacara, bapak itu dipersilahkan maju.
Ternyata bapak tersebut adalah kepala Dinas Purbakala, ia
datang untuk menyerahkan piagam penghargaan kepada Pak Anton dan ketiga
muridnya. Seluruh peserta upacara tercengang, mereka kaget bahwa yang mendapat
penghargaan adalah Pak Anton, Andi, Doni, dan Nova. Walaupun mendapat
penghargaan, ke-empat orang itu tetap sederhana dan tidak sombong.
0 komentar:
Posting Komentar